Sharing Dosen Teknologi Pangan Unimus dengan UMKM Salatiga

0
1140
Diskusi di Kafe Telo dengan produk unggulannya Singkong Keju D9
Diskusi di Kafe Telo dengan produk unggulannya Singkong Keju D9

Mengisi waktu liburan semester gasal 2021/2022 dimana dosen tidak mengajar masa liburan mahasiswa dosen-dosen prodi teknologi Pangan unimus mengunjungi UMKM di kota Salatiga Jawa Tengah selasa 1 Februari 2021. Ikut serta dalam rombongan Dr Nurhidajah STP MSi (kaprodi), Dr Yunan Kholifatuddin Sya’di MSc (sekprodi), Dr Ir Nurrahman MSi, Dr Siti Aminah STP MSi, Dr Agus Suyanto STP MSi, M Yusuf STPi, MSi PhD, dan Cand (Dr) Dione Yonata STP MSi serta beberapa staf adminstrasi.

Dr Nurhidajah STP MSi selaku kaprodi menyampaikan, “Para dosen yang setiap hari berkutat di kelas dan labolatorium mengajarkan teori perlu melihat realitas permasalahan UMKM pangan yang sangat membutuhkan pendampingan. Pada sisi lain meskipun kompentensi dosen-dosen Teknologi Pangan Unimus sudah mumpuni namun juga tetap membutuhkan pengetahuan dari yang berpengalaman langsung di lapangan dalam menghandel usaha pangan.”

UMKM kota salatiga yang berjumlah 600-an bergabung dalam paguyuban yang diketuai oleh Bpk Ahmad Zaenuri. “Kita harus menaikan kelas UMKM dari usaha pinggiran menjadi usaha menengah yang bisa melayani semua pelanggan. Kita bantu manajemen dan ketrampilan teknis bekerja sama dengan dinas pemerintah maupun swasta. Kami sangat senang ada perguruan tinggi yang berkenan melihat dapur segala permasalahan UMKM,” jelasnya.

Oleh Bpk Zaaenuri rombongan dosen diajak keliling ke beberapa UMKM. “Sampling aja dari kelas mikro sampai menengah, kita akan datangi usaha bawang goreng, kripik paru dan usaha singkong keju D9 yang lagi viral dengan outlet di beberapa kota besar bahkan pemesanan sampai luar negeri.”

“Ulet, tahan banting, adaftif terhadap perubahan pasar, dan lincah, itu kata kunci yang kami temukan pada UMKM mereka dapat eksis di era krisis pandemi,” terang M Yusuf PhD.

Dibalik kisah sukses UMKM juga banyak UMKM yang berjalan di tempat atau bahkan tidak berkembang lagi. Terbukti dari 600-an UMKM yang bergabung dalam paguyuban hanya seperempat yang aktif atau eksis, selebihnya perlu pembinaan bahkan pendampingan agar bisa bangkit kembali. “Masalah di lapang sangat komplek dan membutuhkan solusi yang riil,  bukan teoritis. Seperti, saat kami mengkoordinir anggota untuk pengurusan sertifikat halal (baru maupun perpanjangan) melalui program gratis salah satu dinas ternyata tidak semudah yang dipromokan. Sertifikat yang turun hanya Sebagian, sisanya masih digantung, sementara UMKM harus jalan terus, tanpa sertifikat halal customer nanti akan lari. Bagaimana ini coba?” terang Bpk Zaenuri.

Bagaimana peran perguruan tinggi? Dr Nurrahman MSi demikian juga dosen yang lain mencoba menjembatani dengan menghubungi pihak-pihak terkait agar permasalah yang dihadapi UMKM dapat terselesaikan.

Saat berkunjung ke usaha singkong keju D9 disambut hangat oleh Bpk Suyadi. Usaha sukses yang menjadi icon Kota Salatiga ini dirintis tahun 2009 ini berangkat dari nol dengan kerja keras, ketekunan juga kepasrahan atau tawakkal. Kepada karyawannya juga sangat ditekankan untuk rajin beribadah. Kafe dan tokonya lengkap dengan aneka oleh-oleh disamping produk utamanya singkong keju terlihat modern, di atasnya disediakan musholla yang luas untuk karyawan dan pengunjung.

“Membuka Usaha harus mengerti kebutuhan pelanggan dan disertai keyakinan yang kuat bahwa rezki sudah diatur,” kesan Dr Agus Suyanto STP Msi. (Gus/admin)