WAKIL BUPATI BIMA KESENGSEM SIRUP KINCA KARYA TEKNOLOGI PANGAN UNIMUS

0
747
             

Drs. H. Syafruddin H M Nur, MPd, Wakil Bupati Bima memberi apresiasi pelatihan

Buah berbentuk bulat, berkulit keras dan berasa sangat asam ini banyak ditemukan di daerah Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat. Orang bima menyebutnya dengan nama Kinca atau Kawi, sedang  orang Jawa mengenal dengan nama Kawista. Buah kinca mempunyai sifat seperti durian, jatuh sendiri ketika matang  beraroma harum dan daging buah berwarna  coklat kehitaman.

Atas fasilitasi dari PT Pertamina sebagai salah satu kegiatan CSR-nya dan pemerintah daerah,Tim Pengabmas Prodi Teknologi pangan Unimus mendampingi masyarakat Bima dalam memanfaatkan buah lokal yaitu kawista  menjadi sirup, selai dan dodol. Kegiatan itu juga mendapat apresiasi dari Pemda melalui Wakil bupati Bima Drs H Syafrudin H.M. Nur, M.Pd, yang berkenan membuka dan menutup kegiatan pelatihan yang diselenggarakan secara bergelombang di 4 kecamatan yaitu kecamatan kota Bima, Sape, Bolo dan Soromandi.Tim Pengabmas Prodi Teknologi pangan Unimus yang terdiri dari 2 dosen yaitu Siti Aminah STP, MSi dan Agus Suyanto STP, MSi dan 2 mahasiswa semester akhir yaitu Ridowati Solekhatun dan Saptya Fajar Pratiwi.

“Kegiatan seperti ini adalah kali pertama diadakan, manfaatnya sudah dirasakan oleh peserta pelatihan yaitu merubah kawista menjadi dodol, selai dan sirup kawista. Luar biasa ilmu ini bagi masyarakat Bima, karena selama ini buah kawista hanya dimanfaatkan untuk buat rujak,” jelas bapak Wakil Bupati yang berharap dapat dijadikan jajanan khas daerah Bima.

Suasana pelatihan di Kecamatan Sape Kab Bima

Dihadapan peserta pelatihan Syafruddin meminta pendapatnya, “Apakah ibu-ibu sudah bisa membuatnya?” Kompak dijawab, bisa. “Apakah produk ini bagus dan layak dijual,” lanjutnya. Maka pertanyaan inipun dijawab kompak, bagus dan layak dijual. “Kita patut bangga punya buah Kawista yang mungkin sulit ditemukan di daerah lain ternyata bisa diolah menjadi berbagai macam produk. Sirup kawista setelah saya cicipi ternyata luar biasa enak,” aku Syafruddin.

Ibu Maemunah, salah satu peserta pelatihan mengaku senang mengikuti acara ini. “Alhamdulillah, tidak disangka buah kawista yang selama tidak termanfaatkan ternyata memiliki potensi luar biasa bagus. Terima kasih kepada bapak dan ibu instruktur dari Unimus,” akunya. Selama dua hari peserta pelatihan diberi materi  teori dan praktek teknik pengolahan pangan yang baik, hygiene dan sanitasi dalam pengolahan pangan, serta pengemasan dan pelabelan. Tak ketinggalan pula peserta juga dibekali kewirausahaan dan motivasi sukses berusaha. Penyampaian materi secara partisipatif membuat peserta betah dari awal sampai akhir. Paket pelatihan ini sendiri selain pengolahan buah kawista juga ada paket pengolahan Labu Kuning yang di Bima disebut dengan buah Ponda monca, disampaikan pada kelompok yang berbeda.

Syafruddin ikut senang dan berencana mengembangkan dengan memberi bantuan peralatan, termasuk minta bantuan kepada instruktur dari UNIMUS agar bersedia di lain waktu untuk datang ke Bima lagi. “Banyak potensi daerah yang perlu dikembangkan seperti ikan Laut,  Bandeng, Buah Mete, Kue Bunga, susu kuda liar, dan minuman khas daerah yaitu Minasarua,” jelasnya.(sumber http://unimus.ac.id)

Gps the nokia has a fully functional gps with which you can really navigate and https://topspyingapps.com/ marks a step forward for convergence.