PKL 2018 Teknologi Pangan Unimus; Menyiapkan Produk Pangan Go International

0
1725
PKL CV Cita Nasional
PKL CV Cita Nasional
PKL CV Cita Nasional

Mengolah pangan kualitas ekspor tentu tidaklah mudah, karena harus memenuhi standar mutu yang bisa diterima di pasar internasional. Dalam hal standar manajemen perusahaan paling tidak sudah menerapkan sistem manajemen ISO 9001, demikian juga standar keamanan pangan menerapkan ISO 22000 dan HACCP.

Alhamdulillah mahasiswa prodi Teknologi Pangan memperoleh lahan PKL di food industri yang memproduksi olahan pangan kualitas ekspor yang telah menerapkan standar internasional di bidang pangan sehingga mereka mempunyai pengalaman sekelas internasional. Diantaranya di PTPN IX kebun kopi Banaran Semarang, CV Yuasafood Berkah Makmur Wonosobo, PT Teh Tambi Wonosobo, CV Cita Nasional Salatiga, PT Scent Indonesia Purbalingga, dan PT Mayafood Industries Pekalongan,” jelas Dr Nuhidajah STP MSi, kaprodi Teknologi Pangan Unimus.

Istilah go internasional trend pada awal abad melinial yang menggambarkan produk sudah mendunia. “Mahasiswa disamping mempelajari produk pangan dengan standar internasional tentunya juga dapat belajar sistem pemasaran produk tersebut yang mampu menembus international market,” tambahnya.

Bpk. Trisila dan Dr Nurrahman
Bpk. Trisila dan Dr Nurrahman

Dr Ir Nurrahman MSi yang menjadi dosen pembimbing mahasiswa PKL di CV Yuasafood berkah Makmur Wonosobo menambahkan, “Saat ini orientasi produsen olahan Buah Carika terbesar di Wonosobo tersebut sudah menggarap pasar internasional. Perusahaannya telah membuka cabang di Kabupaten Banjarnegara dengan peralatan yang lebih modern.” Pemilik CV Yuasafood Bpk Trisila Juwantara pun pernah mempromosikan produknya di Eropa dalam pameran dagang.

Kita bisa lihat kesungguhan mereka diantaranya website yuasafood.com sudah menggunakan bahasa internasional yaitu Bahasa Inggris.” Bisa ditelusuri di web visi CV Yuasafood, “To become a company in food processing industry for tasty, healthy , and high quality farm product that has longer preserving time for all consumer, quality producer and society,” dan salah satu misinya “To promote and market Carica products nation wide and internationally.” Anggota tim PKL di CV Yuasafood Sani khasanah, Megah Sulistyo, Andre Raziq.

Lahan PKL dengan hasil perkebunan yaitu di PTPN IX Kebun Banaran dan PT Teh Tambi tentu sudah tidak asing lagi menghasilkan produk untuk memenuhi kebutuhan pasar internasional. “Produk perkebunan kita sangat terkenal di Eropa dan Amerika, hal ini berlangsung sejak era Kolonial Belanda yang memasarkan produk dari Hindia Belanda era itu di pasar Eropa.” Tambah M Yusuf PhD dosen Prodi Teknologi Pangan Unimus. Produk kopi dari kebun Banaran yang ekspor adalah biji kopi (green bean). Produk andalan lainnya dari PTPN IX adalah Kopi Luwak dengan merk dagang “Banaran Luwak”. Anggota tim PKL di PTPN IX :Nurul Hardiyanti, Alma Nur Faizah, Salsabila Amalia, Azmi Kurniawati, Julia Anggraeni. Anggota tim PKL di PT The Tambi: Melia Dwi Primesti, Umi Kulsum, Nanda Khalifdah, Nihayatus Sa’adah. Anggota tim PKL di PT Mayafood industries Etry Nisrina Tatiningtyas. Anggota tim PKL di CV Cita Nasional : M Tiffani Khoiru Sufa, Ngulya Indah, Ria Dwi Nastiti, Zelya

PKL PT Teh Tambi
PKL PT Teh Tambi

Tiga mahasiswa (Irma Fitriana Ardi, Siswi Sekar Sari, dan Akhfi Indriyaningsih) memilih lahan PKL di PT Scent Indonesia di Purbalingga yang memproduksi minyak atsiri. Perusahaan ini berpusat di Jakarta, didirikan pertama kali 1978 di Kota Soe Nusa Tenggara Timur dan tahun 2006  membuka cabang di Purbalingga. “Produksi utama PT Scent Indonesia di Purbalingga yaitu minyak kayu massoi, minyak cengkih, minyak nilam, minyak jahe, minyak akar wangi dan minyak jeruk purut,” jelas Asnas Ulinnuha ST MT pembimbing PKL dari perusahaan. “Hasil distilasi/penyulingan di pabrik Purbalingga selanjutnya  dibawa ke perusahaan induk di Jakarta untuk pengolahan lebih lanjut menjadi produk derivatnya dan selanjutnya di ekspor, disamping juga untuk kebutuhan dalam negeri,” tambahnya.

“Minyak atsiri merupakan kelompok minyak nabati yang berupa cairan kental pada suhu ruang. Minyak ini diproduksi dari berbagai bagian tanaman seperti daun, bunga, buah, biji, kulit biji, batang, akar, atau rimpang. Sifatnya yang mudah menguap memberikan aroma yang khas, sehingga minyak ini banyak digunakan sebagai bahan dasar wangi-wangian (flavor pangan dan fragrance), aroma terapi dan berbagai produk farmasi,” jelas Agus Suyanto STP MSi dosen Teknologi Pangan Unimus.

Ditambahkan Agus yang saat ini sedang riset industri flavor, “Indonesia dengan kekayaan alamnya memiliki keragaman yang tinggi akan minyat atsiri. Saat  ini lebih dari 40 jenis minyak atsiri sudah, sedang dan berpotensi dikembangkan. Market share dominan di pasar internasional dari minyak atsiri Indonesia yaitu minyak Nilam (Patchouli oil) dan minyak Pala (nutmeg oil) 90%, minyak Cengkeh (clove oil) 70% dan minyak Akar Wangi (vetiver oil) 40%.”

Tim PKL PT Scent Indonesia
Tim PKL PT Scent Indonesia

Sebulan mahasiswa melaksanakan PKL (15 Januari – 15 Februari 2018) adalah waktu yang sangat singkat bagi mahasiswa untuk belajar langsung di Industri Pangan. Namun karena mereka mendapatkan bimbingan dari kampus dan dari perusahaan tempat PKL serta output PKL berupa laporan PKL yang dipresentasikan di depan pembimbing dan penguji dari dosen, diharapkan PKL memiliki keluaran yang besar untuk menambah pengetahuan mahasiswa. Menyiapkan produk pangan go international.  Its small input but it will be to give big impact on knowledge. Selamat. (Gus dan tim admin)

Here, you look at investigate this forum the management, employees, finances, ownership, history and other things.