Siti Aminah (48 tahun) dosen Prodi Teknologi Pangan Unimus berhak menyandang gelar Doktor setelah berhasil mempertahankan disertasinya pada sidang tertutup 23 Agustus 2017 di Program Doktor Ilmu Pangan UGM Jogjakarta. Dibawah bimbingan Promotor Dr Ir Suparmo MSc, Co Promotor Dr Ir Sri Naruki MS dan Prof drh Hastari Wuryastuty MSc PhD, ibu kelahiran Bringin Kabupaten Semarang ini mengangkat penelitian “Potensi Tepung Kecambah Kedelai Terelisitasi Untuk Pencegahan Osteoporosis Pada Tikus Ovariektomi”. Ketua Sidang Prof Dr Yudi Pranoto STP MP, dan penguji diluar komisi pembimbing Dr drh Hartiningsih MP dan Dr Ir Nurrahman MSi.
“Alhamdulillah, kompetensi Unimus khususnya Prodi Teknologi Pangan dapat ditingkatkan dengan peningkatan kapasitas SDMnya. Bu Siti Aminah adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan Prodi ini. Beliau termasuk bagian perintis Prodi Teknologi Pangan Unimus hingga dapat mengantarkan akreditasi BAN PT dengan nilai B,” jelas Dr Nurhidajah STP MSi Kaprodi Teknologi Pangan Unimus mengapresiasi kelulusannya di tengah kesibukannya yang padat. Berakhirnya masa Kaprodi Bu Siti Aminah 2008-2016 lalu, tugas struktural baru diamanahkan pada beliau yaitu Kabid Pengabdian dan HKI pada LPPM Unimus sampai sekarang.
Dr Siti Aminah STP MSi alumni Akademi Gizi (AKZI) Muhammadiyah Semarang, mengabdi pada almamaternya (sekarang menjadi Unimus) dengan merintis menjadi asisten dosen sebelum lulus, mendapatkan ijazah S1 Teknologi Hasil Pertanian dari Unibraw Malang (tahun 1999), Master Gizi Konsentrasi Ilmu Pangan dari Magister Gizi Masyarakat Pascasarjana Undip Semarang (2009), dan gelar Doktor dari Program Doktor Ilmu Pangan UGM Jogjakarta (2017). Ibu tiga anak ini aktif di Muhammadiyah sejak mahasiswa diantaranya pernah menjadi Ketua Immawati Kota Semarang, organisasi putri Muhammadiyah yaitu Nasyiatul ‘Aisyiah, kemudian aktif di ‘Aisyiah mulai dari ranting, cabang, daerah (PRA, PCA, PDA) dan saat ini sekretaris Pengurus Wilayah ‘Aisyiah (PWA) Jawa Tengah (2015-2020).
Ditambahkan Agus Suyanto STP MSi, koleganya di Prodi, “Disamping aktivitas pengajaran dan tugas structural yang diembannya di Unimus, kegiatan penelitian dan pengabdian tak ketinggalan dilaksanakan oleh Bu Siti Aminah, diantaranya penelitian Dosen Muda, Hibah Bersaing dan PPT Dikti, IbM Dikti, juga pengabdian masyarakat yang digandeng CSR PT Pertamina di wilayah Jateng dan Bima NTB.”
Tertarik Riset Pencengahan Osteoporosis dengan Pangan Fungsional
Siti Aminah prihatin dengan banyaknya kasus penyakit osteoporosis yaitu penyakit pengoroposan tulang yang berhubungan dengan penuaan khususnya wanita. “Kami berpikir untuk menyelamatkan masa bahagia di usia senja dengan bebas dari penyakit osteoporosis melalui mekanisme pencegahan dengan menkonsumsi pangan fungsional. Kami tertarik dengan kedelai karena ada potensi ke arah sana,” jelasnya. Rumusan penelitiannya adalah potensi tepung kecambah kedelai terelisitasi untuk melihat efek fitoestrogen yang memacu produksi hormon estrogren yang dapat mencegah pengoroposan tulang.
Ditambahkan Siti Aminah yang telah mempublikasikan hasil risetnya di jurnal nasional terakreditasi dan jurnal internasional terindeks scopus, “Penurunan produksi hormon estrogen pada wanita selama proses penuaan berpengaruh terhadap kepadatan tulang. Estrogen berperan dalam pengaturan aktivitas bone turnover dengan memacu pembentukan tulang oleh sel osteoblas dan menghambat resorpsi tulang oleh sel osteoklas.”
Kenapa kedelai dipilih? “Kedelai diketahui memiliki beberapa komponen bioaktif salah satunya isoflavon khususnya genistein dan dadzein memberikan efek estrogenic untuk menjaga kesehatan tulang melalui mekanisme Hormon Replacement Therapy (HRT). Perlakuan perkecambahan kedelai diketahui dapat meningkatkan fitoestrogen (isoflavon), komponen antioksidan dan menurunkan senyawa anti gizi pada kedelai,” jawabnya.
Riset disertasi dimulai dari kondisi perkecambahan kedelai melalui elisitasi dengan bahan biotik maupun abiotic untuk meningkatkan komponen bioaktif yang diperlukan dalam pencegahan osteoporosis. Tikus ovariektomi digunakan sebagai model wanita dalam masa menopause atau defisiensi estrogen dengan risiko tinggi terhadap osteoporosis. Potensi tepung kedelai terelisitasi terhadap pencegahan terhadap osteoporosis dipelajari melaui pendekatan analisis aktivitas bone turnover dengan marker bone resorpsi (β-Crosslapps), bone formation (osteocalcin), kadar estradiol, kalsium dan fosfor serum tikus ovariektomi serta gambaran histopatoligis uterus.
Hasil penelitian sangat menggemberikan. “NaCl 2% adalah elisitor paling efektif untuk mendapatkan komponen bioaktif potensial untuk pencegahan osteoporosis, yang ditunjukkan dengan peningkatan tertinggi pada fitoestrogen (isoflavon), vitamin C, vitamin E, total fenol dan aktivitas antioksidan tepung kecambah kedelai. Konsumsi tepung kecambah kedelai terelisitasi dengan NaCl 2% dapat mencegah osteoporosis yang ditandai dengan adanya keseimbangan bone turnover (aktivitas bone resorpsi dan bone formation) pada tikus ovariektomi. Tikus ovariektomi yang mengkonsumsi tepung kecambah kedelai terelistasi mempunyai gambaran histopatologi uterus seperti gambaran tikus kontrol,” pungkasnya.
Hasil penelitiannya membuka hasanah pemanfaatan pangan untuk menjaga kesehatan yang dikenal sebagai functional food. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Masih banyak riset-riset lanjutannya yang juga terbuka untuk peneliti lainnya. Apa saja? Dijelaskan, “Pengembangan produk pangan berbasis kecambah kedelai terelisitasi sebagai pangan fungsional untuk pencegahan osteoporosis. Juga perlu pembuktian pengaruh kecambah kedelai terhadap densitas dan kekuatan tulang dengan durasi intake yang lebih lama. Atau mencari komponen-komponen kecambah kedelai terelisitasi yang berperan dalam aktivitas bone turnover tikus ovariektomi.”
Siapa yang mau jadi Doktor berikutnya? Bu Am, biasa dia dipanggil, kendati padat dengan banyak aktivitasnya siap membimbing risetnya. Siap Bu Am. Selamat dengan kelulusannya, semoga barokah untuk semuanya. Aamiin. (Gus/admin)