Fitrah Manusia, Mengkonsumsi Makanan yang Halal dan Thoyib

0
1402

Siapa yang menolak fitrah? Maka hakekatnya ia menolak asal kejadian suatu keadaan yang suci. Seseorang yang kembali kepada fitrahnya, berarti ia mencari kesucian sebagaimana pada saat ia dilahirkan keadaan suci, tidak memiliki dosa apapun. Agama Islam berikut aqidah dan syariah yang terkandung di dalamnya adalah sesuai dengan fitrah manusia, maka tetaplah kita pada keyakinan dan patuh terhadap semua ajaranNya. Tepat sekali Allah SWT menggambarkan hal ini dalam firmanNya:

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (terjemah surat Ar Ruum 30)

Ajaran Islam sangatlah luhur, bahwa esensi dari semua perintah dan laranganNya adalah untuk rahmat  yang membawa kebaikan bagi seluruh isi alam; manusia dan makhluk lainnya hingga benda-benda mati sekalipun. Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (terjemah surat Al Anbiya: 107). Para ulama merangkumnya bahwa ajaran agama akan mendatangkan kebaikan dan mencegah segala bentuk kemudaratan (jalbul masholih wa daf’ul mafasid). Dalam bahasa lain ulama juga menyebutnya bahwa semua ajaran agama mengandung hikmah (hikmatus tasyri’) yang amat sangat dibutuhkan umat manusia.

Alangkah indahnya ajaran agama berkaitan mengenai makanan dan minuman dengan konsep halal dan haramnya. Sepanjang sejarah kehidupan manusia dari dahulu sampai sekarang manusia pasti memilah dan memilih jenis makanan yang akan dikonsumsinya berkaitan dengan fungsi makanan untuk memberi rasa kenyang, memberi cita rasa lezat hingga makanan yang memberi efek positif bagi kesehatan. Petunjuk itu datang dari Dzat Yang Maha Tahu, Allah SWT, dengan konsep halal untuk dikonsumsi dan haram untuk ditinggalkan.

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (Terjemah surat Al Baqoroh: 168).

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah.” (terjemah surat Al Baqoroh: 172).

Makanan halal artinya bisa bermakna dzat makanan itu sendiri halal, cara memperolehnya halal, dan cara menanganinya pun juga halal. Makanan yang thoyib atau baik bermakna makanan yang bernilai gizi baik dan seimbang dalam mengkonsumsinya sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Apa akibat jika ketentuan di atas dilanggar? Mungkin sebagian orang merasakan manfaat dari mengkonsumsi apa-apa yang diharamkan. Tapi, benarkan demikian? Hasil penelitian modern justru memperkuat konsep halal baik dan haram buruk tersebut.

Guru besar ahli genetika IPB, Ronny Rachman Noor, dalam bukunya berjudul Rahasia dan Hikmah Pewarisan Sifat (Ilmu Genetika dalam Al-Quran), mengurai hikmah diharamkannya babi. Penjelasannya, “Dalam bidang transplantasi organ dari binatang atau ternak ke manusia, babi merupakan pilihan utama untuk dimodifikasi gennya agar organ yang dihasilkan seperti misalnya jantung dan ginjal dapat dicangkokkan pada manusia. Teknologi rekayasa genetik dengan cara mentransfer gen manusia ke babi dilakukan agar babi yang dihasilkan memiliki organ tubuh yang tidak ditolak oleh tubuh manusia. Penggunaan babi ini berhubungan dengan tingkat kesamaan yang tinggi baik ditinjau dari segi fisiologis maupun genetisnya. Dalam penelitian genetika molekuler ternyata ada untaian DNA yang disebut dengan Short Intersperse Nucleotide Elements (SINE) dan Long Interperse Nucleotide Elements (LINE), yang memiliki tingkat kesamaan yang sangat tinggi dengan manusia. Jadi, kemungkinan karena kesamaan yang sangat tinggi inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa babi diharamkan, sehingga dinilai sama seperti sifat kanibal, sifat yang nantinya dikhawatirkan akan mengakibatkan kelainan terhadap generasi berikutnya apabila mengonsumsi babi.”

Itu baru segelintir kecil ilmu yang telah dibukakan kepada kita, dan tentu masih banyak rahasia yang terkandung di dalamnya jika kita benar-benar orang yang mau bersyukur dan beribadah kepadaNya. Wallahu ‘alam bishowab. (Agus Suyanto)

 

And the winner young artist will see his or her artwork on the google homepage and receive a $30,000 college https://justdomyhomework.com/ scholarship and a $50,000 google for education technology grant for his or her school.