Teliti Tempe Kedelai Hitam antarkan Nurrahman menjadi Doktor Pertama UNIMUS

0
637

Ir. Nurrahman, M.Si. dosen dari Program Studi Teknologi Pangan UNIMUS berhasil meraih gelar Doktor Program Studi  Ilmu Pangan dari Universitas Gadjah Mada  (UGM) Yogyakarta dalam wisuda tanggal 25 Juli 2012. Ujian disertasi dengan judul “Potensi Tempe Kedelai Hitam dalam Meningkatkan Kadar IgA Sekretori dan Proliferasi Limfosit in Vivo” berhasil dipertahankan pada 25 Mei lalu di depan dewan penguji Prof. Dr. Ir. Mary Astuti, M.S. sebagai promotor dan Dr. Ir. Suparmo, M.Sc. berserta Prof. dr. Marsetyawan, HNE. Soesantyo, M.Sc., Ph.D. sebagai co promotor. Pria kelahiran Semarang yang saat ini menempati kedudukan stuktural sebagai Wakil Rektor I Bidang Akademik UNIMUS ini mengambil pendidikan jenjang sarjana dan magister untuk program ilmu pangan ditempuhnya di Institut Pertanian Bogor (IPB).

Nurrahman tercatat sebagai Doktor pertama dosen UNIMUS sejak perguruan tinggi ini berdiri tahun 1999, dan di belakangnya segera akan menyusul doktor-doktor lainnya dari berbagai disiplin ilmu dari perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Peningkatan mutu dosen menjadi salah satu program UNIMUS untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan tinggi yang berprinsip pada Tridarma Perguruan Tinggi untuk mewujudkan kredo universitas “a university for the excellence”.

Tujuan penelitian disertasi yang lulus dengan prestasi sangat memuaskan menurutnya adalah, “ Untuk mengetahui potensi tempe kedelai hitam dalam memodulasi aktivitas enzim antioksidan, kadar IgA sekretori dan proliferasi limfosit in vivo”. Dipilihnya tempe karena merupakan makanan tradisional yang mempunyai kandungan zat gizi yang baik dan bermanfaat bagi kesehatan.  Sedangkan  kedelai hitam varietas Mallika terbukti mengandung antosianin, yang tidak terdapat pada kedelai kuning, mengandung daidzein, asam oleat dan linoleat lebih tinggi dibanding varietas yang lain.

Penelitiannya sendiri dilakukan dalam lima tahap, yang meliputi  1) evaluasi zat gizi dan senyawa antioksidan dari beberapa varietas kedelai, 2) pengaruh jenis inokulum dan lama inkubasi terhadap pertumbuhan jamur, 3) pengaruh konsumsi tempe dan ekstrak tempe kedelai hitam terhadap aktivitas enzim antioksidan, proliferasi limfosit dan kadar IgA sekretori pada tikus yang diinfeksi dengan Salmonella typhiurium, 4) pengaruh konsumsi tempe dan ekstrak tempe kedelai hitam terhadap aktivitas enzim antioksidan dan proliferasi limfosit manusia secara in vivo dan 5) pengaruh ekstrak tempe kedelai hitam terhadap proliferasi, aktivitas enzim protein tyrosine kinasi (PTK) dan proliferating cell nuclear antigen (PCNA) limfosit secara in vitro. Data in vitro mendukung peristiwa proliferasi sel T yang diobservasi pada penelitian in vivo dengan menggunakan tikus dan manusia. Kesimpulan penelitian, konsumsi tempe meningkatkan sistem imun seluler. Tidak salah jika kita galakkan, “Ayo konsumsi tempe untuk kesehatan dan kemajuan bangsa…”(Sumber: http://unimus.ac.id)

The n95 does see for yourself here support a number of push e-mail solutions, as well as microsoft exchange server synchronization.