Prodi Teknologi Pangan UNIMUS jalin kerjasama dengan Cluster Pengolah Pangan Semarang

0
967
Diskusi hangat dengan cluster pengolah pangan

Ikon Semarang kota kuliner itulah yang bikin penasaran semua orang tak terkecuali staf dosen Program Studi Teknologi (PTP) UNIMUS dalam salah satu diskusi kecil di kampus. “Mari coba kita telusuri produsen makanan atau minuman d Semarang, siapa tahu kita bisa berbuat sesuatu untuk meningkatkan grade ikon Semarang kota kuliner tersebut,” ajak Bapak M Yusuf SSTPI MSi kepada beberapa staf dosen lainnya.

Maka gayung bersambut setelah kenal dengan salah satu pengurus asosiasi pengolah makanan di suatu event, pada Selasa 7 Mei lalu dilakukanlah kunjungan silaturahmi ke Cluster Pengolah Makanan di kantornya yaitu toko UMKM oleh-oleh Semarang “ONO” di Jalan Walisongo Semarang. Kunjungan dosen yang dipimpin ketua prodi Teknologi Pangan UNIMUS Ibu Siti Aminah STP MSi beserta dosen yang menyertainya yaitu Bapak M Yusuf SSTPi MSi dan Agus Suyanto STP MSi diterima ketua Cluster Pengolah Makanan Semarang Ibu Pujiyati (pemilik usaha Arofah Jaya, produsen Mocaf), wakil ketua Bapak Katon (Lumpia Mataram), Bendahara Ibu Erna (aneka Jus Buah) dan bidang humas Bapak Albert Marbun (Kue Ulat Sutra).

Foto di outlet oleh-oleh Semarang “ONO”, pengurus cluster pengolah makanan dan staf dosen UNIMUS

Diskusi dibuka oleh Ibu Pujiati yang membawahi puluhan industri kecil mikro makanan dan minuman Semarang, menyampaikan problem pengembangan UMKM makanan dan minuman. Bapak Katon yang telah lama mengikuti kegiatan UMKM menambahkan, “Kita ingin fasilitasi dari Pemkot khususnya bidang pemasaran, misalnya kita ingin dibuatkan sentra penjualan produk-produk UMKM kita. Banyak kabupaten dan kota yang sudah memiliki sentra-sentra, tapi kita belum punya.”

“Aspek kualitas dan kontinuitas tidak kalah penting,” jelas Ibu Siti Aminah menambahkan problem umum UMKM yang kita miliki. Menyinggung produk lumpia Semarang bapak M Yusuf membuka wacana kepada Bapak Katon, “Bagaimana pemasaran lumpia Semarang, apakah sudah menembus pasar Eropa?” Bapak Yusuf yang saat ini menempun studi doktoral di Norwegia, melihat produk Indonesia punya kans untuk bisa dipasarkan di Eropa.

Akhir Sesi kedua belah pihak sepakat menjalin kerjasama untuk pengembangan yang dibuktikan dengan pembubuhan tanda tangan MoU. “Mudah-mudahan kesepatakan ini bisa kita tindak lanjuti sehingga memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak,” kata Bapak Albert yang sangat berharap produk UMKM kita bisa maju sehingga ekonomi masyarakat juga bisa ditingkatkan.(gus/admin)